UJI KADAR GULA PADA BEBERAPA JENIS JERUK


LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
UJI KADAR GULA PADA BEBERAPA JENIS JERUK




Disusun Oleh
Noviyani Widiyastuti (47417007)
Puspa Dewi Rahmadani (47417014)
Shyntiya Ayu Lestari (47417028)
Warip (47417042)

Dosen Pengampu
Adinda Nurul Huda M, SP., MSi
Inti Mulyo Arti, STP., MSc.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2018





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Jeruk adalah salah satu buah-buahan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, selain rasanya yang manis, tampilannya menarik juga memiliki berbagai macam manfaat bagi tubuh. Selain kaya vitamin dan mineral, jeruk juga mengandung serat makanan yang esensial (sangat dibutuhkan tetapi tidak dapat dibuat oleh tubuh) bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh normal.
Masyarakat luas banyak mengkonsumsi jeruk karena harganya yang relatif terjangkau juga mudah didapat dimana-mana. Jeruk yang memiliki tampilan yang segar dan rasa yang manis akan menjadi pilihan yang paling utama. Terdapat dua macam jeruk ditinjau dari produksinya yaitu jeruk lokal dan jeruk import.
Kadar gula merupakan  banyak atau tidaknya kandungan gula yang berada di dalam buah tersebut. Zat yang terkandung didalam tiap jenis buah–buahan memiliki jumlah serta kadar yang berbeda–beda termasuk pada buah jeruk. Beberapa zat dan bahan yang terkandung didalamnya selain kandungan vitamin C diantaranya adalah total asam. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula yang terkandung di dalam beberapa jenis jeruk yaitu jeruk siam, jeruk medan, jeruk baby, jeruk valensia, dan jeruk ponkam. Selain itu, pada praktikum ini juga dilakukan uji organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan praktikan terhadap masing-masing jeruk tersebut
.
2.2  Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui kadar kemanisan dan tingkat kesukaan terhadap beberapa jenis jeruk.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian Jeruk
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali (Departemen pertanian, 2012). Komposisi buah jeruk terdiri dari bermacam-macam, diantaranya air 70-92% (tergantung kualitas buah), gula, asam organik, asam amino, vitamin, zat warna, mineral dan lain-lain. Kandungan asam sitrat pada waktu cukup muda, tetapi setelah buah masak makin berkurang. Kandungan asam sitr
at jeruk manis yang telah masak akan berkurang sampai dua pertiga bagian (Pracaya, 2000).
Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura penting yang permintaannya cukup besar dari tahun ke tahun dan paling menguntungkan untuk diusahakan. Data dinas pertanian menunjukkan produksi jeruk nasional berkisar 17–25 ton/hektar dari potensi 25-40 ton/hektar (Departemen Pertanian, 2007).
Penyebaran beberapa spesies jeruk khususnya di Indonesia, sangat cepat dan luas, hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan varietas-varietas jeruk local komersil dari beberapa spesies seperti jeruk keprok garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Blinyu (Jawa Timur), Batu 55 (Jawa Timur), Pulung (Ponorogo), siam Pontianak (Kalimantan Barat), siam madu (Sumatera Utara) dan siam banjar (Kalimantan Selatan), sedangkan untuk jeruk manis antara lain jeruk manis pacitan (Jawa Timur) dan jeruk manis punten (Jawa Timur) (Hardiyanto,dkk., 2004).

2.2  Macam-macam jenis jeruk
1)      Jeruk siam
Jeruk siam (Citrus nobilis Lour.) Jeruk siam merupakan anggota jeruk keprok dengan nama ilmiah Citrus nobilis . Dinamakan jeruk siam karena berasal dari Siam (Thailand). Di negara asalnya, jeruk ini dikenal dengan nama som kin wan. Sampai saat ini sebenarnya belum ada data resmi tentang kapan dan dimana tepatnya jeruk siam pertama kali didatangkan ke Indonesia. Meskipun demikian, ada daerah yang mempunyai catatan yang cukup tentang kisah awal masuknya jeruk siam di wilayahnya, seperti Kalimantan Barat (Deptan 1994).
Jeruk Siam Madu mempunyai cita rasa manis, segar dengan tingkat kemanisan 13,5° brix, Bentuk buah bundar agak pipih, ukuran  buah sedang, Warna kulit buah kuning-oranye, Warna daging buah oranye dan Produktivitasnya antara 40-60 kg/pohon/tahun. Areal pengembangannya di dataran tinggi dan jika ditanam di dataran rendah kulit buah berwarna hijau.
2)      Jeruk Baby
Jeruk baby merupakan jenis jeruk manis (Citrus sinensis) yang dikenal dari daerah Pacitan, Jawa Timur. Buah ini disebut jeruk baby karena rasanya yang manis dan tidak asam hingga dapat diberikan pada bayi. jeruk baby memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jeruk lainnya. Kandungan  brix (tingkat kemanisan) jeruk baby adalah 8,4º – 11,0º jauh lebih manis dari pada jeruk siam siam yang hanya sebesar 8-10,0º saja. Hal tersebut membuktikan bahwa rasa jeruk baby lebih manis dibanding jeruk sweet orange (Citrus reticulata Osbeck) yang ada di australia dengan rasa sedikit asam (Steenis, 1987) dan juga jeruk siam jember (Citrus nobilis var. microcarpa) (Balitjestro, 2014).
Sebelum mengkonsumsi jeruk baby ada baiknya memperhatikan terlebih dahulu warna orange yang menyegarkan mata. Hal tersebut baik untuk dilakukan karena ternyata warna orange merupakan salah satu warna yang direkomendasikan dalam terapi warna bagi kesehatan. Warna orange berhubungan dengan limfa yang berfungsi sebagai pengatur sirkulasi dan metabolisme tubuh, serta berhubungan dengan kegembiraan dan keceriaan (Meetdoctor.com, 2018).
3)      Jeruk Medan
Jeruk Medan berasal dari Sumatra Utara, nama ilmiah jeruk Medan yaitu Citrus sinensis (L). Jeruk Medan ini memiliki ciri-ciri ukuran sedang, tangkai kuat, bentuknya pipih (gepeng), warna kuningcerah, harum, dan kulitnya tebal. Jeruk medan memiliki keunggulan kulit buahnya tebal sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang dan berpeluang mengekspor keseluruh mancanegara.
4)      Jeruk Valensia
Jeruk Valensia berasal dari Afrika Selatan. Ciri khas jeruk valensia yaitu buahnya berwarna kuning atau kombinasi antara kuning dan merah, dagingnya bertekstur kasar, rasanya segar agak asam.
5)      Jeruk ponkam
Jeruk Ponkam berasal dari China. Ciri khas jeruk ponkam yaitu buahnya sekilas berwarna orange akan tetapi warnanya lebih jingga dan kecil. Rasa jeruk ponkam rasanya manis.

2.3  Brix Refraktometer
 Brix Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein dan sebagainya. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya (Mulyono,1997).

2.4  Uji Organoleptik
Uji Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempegunakan suatuproduk.Uji Organoleptik atau uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk (Eka, 2018).





BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Pada praktikum uji kadar gula pada beberapa jenis jeruk Mata Kuliah Biokimia dilaksanakan pada hari Senin, 17 Desember  2018 Pukul 08.00 – 10.00 WIB di Laboratorium Kampus F7 Universitas Gunadarma, Ciracas.

3.2. Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1)      Pisau/cutter
2)      Brix Refraktometer
3)      Tissue
4)      Alat tulis
5)      Label
6)      Kamera handphone
3.2.2 Bahan
1)      Jeruk Siam Pontianak
2)      Jeruk Medan Super Citrus
3)      Jeruk Baby Pacitan
4)      Jeruk Valensia
5)      Jeruk Keprok Ponkam
6)      Aquadest (Air suling steril)

3.3. Prosedur Kerja
           3.3.1 Uji Brix Refraknometer
            1)  Siapkan alat dan bahan
           2)   Berikan label pada 5 sampel jeruk .                          yang akan digunakan
            3) Potong masing-maing sampel jeruk secara
                melintang dengan menggunakan
               pisau/cutter, sehingga terbagi menjadi dua
               bagian yaitu pangkal dan ujung
          4) Peras dan teteskan air jeruk pada alat
            refraktometer untuk uji tingkat kemanisan
            pada masing-masing sampel jeruk tersebut
          5) Catat hasil dari uji tingkat kemanisan.

3.3.2        Uji Organoleptik
1)      Siapkan alat dan bahan
2)      Berikan label pada 5 sampel jeruk yang akan digunakan
3)      Kupas masing-masing sampel jeruk yang akan digunakan
4)      Lakukan uji oeganoleptik dengan memakan buah jeruk
5)      Rasakan dan cocokkan buah jeruk sesuai tingkat kesukaan
6)      Catat hasil uji organoleptik





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil 
                         
Grafik Perbandingan derajat kemanisan buah jeruk percobaan 1


Grafik Perbandingan derajat kemanisan buah jeruk percobaan 2

Grafik uji organolistik beberapa buah jeruk

4.2  Pembahasan
Buah akan terus meningkat secara global. Konsumen akan semakin sadar akan kualitas buah yang akan dikonsumsi. Permintaan konsumen akan kepuasan dan kualitas buah sangat menjadi prioritas. Buah harus mempunyai kualitas yang optimal dalam kematangan, organoleptik dan varietas. Kualitas komoditas terdiri atas ekstrinsik dan intrinsik (Jongen, 2000 cit. Sivakumar et al.,2009). Kualitas ekstrinsik meliputi warna, bentuk, ukuran dan terbebas dari kecacatan. Kualitas intrinsic meliputi tekstur, kemanisan, keasaman, aroma, rasa, umur simpan dan kandungan nutris (Hewett,2006 Sivakumar et al.,2009)
1. Tingkat kemanisan
Salah satu kulitas intrinsik pada buah adalah kemanisan. Kandungan gula maksimum berada pada saat buah dalam keadaan matang. kandungan asam pada buah yang matang sangat sedikit. Kandungan gula dapat ditentukan dengan mengukur padatan terlarut total. Pengukuran tersebut menggunakan refraktometer. Derajat kemanisan pada setiap buah berbeda-beda. Pada praktikum ini telah dilakukan pengujian tingkat kemanisan pada beberapa jenis jeruk.
Berdasarkan grafik tingkat kemanisan buah jeruk, dapat dilihat bahwa pada percobaan 1 tingkat kemanisan pada ujung buah lebih besar daripada bagian pangkal. Sedangkan pada percobaan 2 tingkat kemanisan pada bagian pangkal lebih besar daripada bagian ujung. Secara alami, tanaman memproduksi hormon untuk mematangkan buah. Pematangan buah merubah kandungan daging buah  menjadi glukosa yang  membuat rasa manis dan melunak. Perbedaan rasa manis pada bagian pangkal dan ujung buah disebabkan karena distribusi glukosa yang berbeda. Pada daerah pangkal. Distribusi glukosa bagian pangkallebih banyak dari bagian lainnya karena bagian pangkal lebih dekat dengan daerah source sehingga pemasakan lebih dulu pada bagian pangkal dan tingkat kemanisan pada pangkal akan lebih besar dari bagaian ujung.
   Berdasarkan hasil yang diperoleh rata-rata derajat kemanisan buah jeruk paling besar adalah buah jeruk varietas ponkam yaitu sebsar 11,5 %, kemudian diikuti oleh varietas valencia yaitu sebesar 11,2 %. Sedangkan rata-rata derajat kemanisan terkecil  buah jeruk adalah varietas siam. Tingkat kemanisan hasil pengukuran berbanding terbalik dengan uji organoleptik. Tingkat kemanisan buah ponkam sangat tinggi namun ketika dilakukan uji organoleptik tingkat kemanisan rendah . pada buah valensia tingkat kemanisan tinggi namun ketika dilakukan uji organoleptik menjadi sangat rendah bahkan cenderung memiliki rasa masam. Pada jeruk siam , medan dan baby yang memiliki tingkat kemanisan rendah justru memiliki rasa yang relatif manis.  Perbedaan antara uji organoleptik dengan pengukuran tingkat kemanisan disebabkan oleh perbandingan kadar gula dengan kadar asam. Bila kadar gulanya lebih dominan maka buah akan terasa manis,  bila kadar gulanya sedikit, buah akan terasa masam, dan bila kadarnya seimbang, rasanya akan  manis-manis masam. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil antara pengukuran dengan refraktometer dengan uji organoleptik.

2.      Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui kualitas intrinsik buah yaitu rasa. Uji organoleptik juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap buah jeruk. Pengujian dilakukan oleh seluruh praktikan dengan merasakan buah jeruk kemudian memberikan respon berupa angka 1-5. Angka  1 untuk Sangat Tidak Suka, angka 2  untuk  Tidak Suka, angka 3 untuk Netral, angka 4 untuk Suka dan angka 5 untuk Sangat Suka.
Berdasarkan grafik uji organolistik didapatkan bahwa jenis jeruk varietas medan lebih banyak disukai oleh praktikan. Nilai rata-rata jeruk medan memiliki nilai terbesar yaitu 4,25, sedangkan nilai rata-rata terkecil yaitu jenis jeruk ponkam yaitu sebesar 2,94.
Salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh kosumen dalam memilih atau membeli buah jeruk adalah atribut produk pada buah jeruk. Menurut Tjiptono(2012) atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan pembelian. Konsumen membedakan satu produk dengan produk yang lainnya melalui atribut yang melekat pada produk yang digunakan. Konsumen kemudian menggunakannya untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan dengan cara melihat atau merasakan.Sikap konsumen yang positif terhadap atribut produk akan mendorong konsumen lebih kuat untuk membeli atau mengkonsumsi produk tersebut (Sadeli dan Utami, 2013). Konsumen buah jeruk mendapatkan kepuasan dengan mempertimbangkan atribut-atribut yang melekat pada buah jeruk seperti rasa, aroma, keadaan fisik buah maupun harga (Riska, 2012).
Konsumen menilai buah jeruk dengan mempertimbangkan harga. Pada sampel jeruk yang digunakan yaitu jeruk medan, baby dan siam termasuk kedalam varietas lokal sedangkan valencia dan ponkam termasuk varietas impor. Adapun harga untuk jeruk siam yaitu Rp 17.900, jeruk medan seharga Rp 33.900, jeruk baby seharga Rp 23.900, jeruk valencia seharga Rp 33.900 dan jeruk ponkam seharga  Rp. 22.900. Menurut Teme (2006) konsumen menilai buah jeruk lokal memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan buah jeruk impor, sehingga konsumen lebih menyukai harga buah jeruk lokal dibandingkan buah jeruk impor. Harga buah jeruk di pasar tradisional yang lebih murah dibandingkan dengan kios, minimarket maupun supermarket, selain itu alasan lain karena di pasar pembeli bisa melakukan tawar menawar harga (Riska, 2012).
Konsumen menilai buah jeruk dengan mempertimbangkan rasa. Pada uji organoleptik, buah jeruk yang mempunyai rasa paling manis adalah jeruk medan, disusul baby dan siam. Jeruk ponkam memiliki rasa tidak terlalu manis dan valencia memiliki rasa masam. Menurut Nafsiah (2013)  konsumen menilai bahwa rasa buah jeruk lokal lebih manis dan sesuai selera konsumen serta memiliki kandungan air yang lebih banyak dibandingkan buah jeruk impor.
Konsumen menilai buah jeruk dengan mempertimbangkan warna. Pada percobaan uji organoleptik, buah jeruk medan dan valencia mempunyai warna jingga, jeruk baby dan siam mempunyai warna hijau  dan jeruk ponkam mempunyai warna orange. Menurut kiloes (2011) konsumen menilai bahwa warna yang paling mereka sukai adalah warna jingga, jeruk lokal Indonesia kebanyakan berasal dari golongan jeruk siam yang berwarna hijau atau hijau bercampur kuning selain itu kulit buah jeruk lokal masih terdapat bercak dibandingkan jeruk impor yang hampir tidak ada bercak.
Buah jeruk lokal terkadang memiliki permukaan kulit yang tidak begitu mulus, warna buah jeruk lokal yang berwarna tidak seragam walaupun dalam jenis yang sama, sehingga ketika dipajang warna jeruk terkadang warnanya belang hijau, kuning bahkan cokelat (Sadeli dan Utami, 2013).
Konsumen menilai buah jeruk dengan mempertimbangkan kondisi kesegaran buah. buah yang memiliki kondisi kesegaran paling baik adalah medan, baby, valensia dan ponkam.  Menurut Riska (2012) aroma segar yang keluar dari buah jeruk menandakan buah tersebut masih segar, kandungan air banyak dan tidak layu karena proses penyimpanan yang terlalu lama . Aroma terjadi karena adanya sintesis senyawa organik, senyawa volatile sangat penting bagi konsumen untuk menilai tingkat kematangan dan kesegaran buah (Bambang, 2008)
Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa jeruk lokal lebih disukai daripada impor. Hal ini sesaui penelitian yang dilakukan oleh Nafsiah(2013).  Penelitian oleh Nafisah (2013) mengenai “Sikap dan Persepsi Konsumen Terhadap Jeruk Lokal dan Jeruk Impordi Pasar Modern Kota Bogor, hasil penelitian menujukan  Hasil dari analisi Fishbein adalah sebagian besar atribut buah jeruk lokal berada pada posisi paling atas sedangkan buah jeruk impor berada pada posisi paling rendah. Atribut buah jeruk lokal yang dipersepsikan baik oleh konsumen adalah atribut harga, rasa, ukuran,kemudahan memperoleh, kandungan air, kondisi kesegaran, derajat kematangan dan tekstur daging buah.





BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Berdasarkan praktikum yang telah dilakukakan, praktikan telah dapat mengetahui kadar kemanisan dan tingkat kesukaan terhadap beberapa jenis jeruk. Rata-rata tingkat kemanisan tertinggi terdapat pada jeruk ponkam sedangkan terendah adalah jeruk siam. Jeruk varietas lokal seperti jeruk medan, jeruk siam dan jeruk baby lebih disukai dibandingkan dengan varietas impor. Pertimbangan kesukaan dilakukan melalui atribut rasa, ukuran, harga dan tingkat kesegaran buah jeruk.





DAFTAR PUSTAKA
Balitjestro. 2014. Potensi Jeruk Manis Pacitan untuk Jus Murni yang Disukai Semua Umur. [diakses tanggal 19 Desember 2018]. Tersedia pada  http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/potensi-jeruk-manis-pacitan-untuk-jus-murni-yang-disukai-semua-umur/
Balitjestro. 2015. Jeruk Dataran Tinggi (internet). Diakses pada tanggal 19 Desember 2018. Tersedia http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/jeruk-dataran-tinggi/
Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit GPFE
Departemen Pertanian. 2007. Statistik Produksi HortiKultura Tahun  2006. Dirjen    Hortikultura. Jakarta.
Departemen Pertanian, 2012, Peraturan Menteri Pertanian No 50 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian, Jakarta.
Eka. A. 2018. Uji Organoleptik (internet). Diakses pada tanggal 21 Desember 2018. Tersedia pada http://www.academia.edu/12273406/uji_organoleptik
Engel JF, Roger DB, Paul WM .2005. Perilaku Konsumen. Ed ke-6. Jilid 2. Jakarta.
Felix, Dick dan Herry Christian Palit. 2013. Analisa Persepsi dan Preferensi Kualitas Buah Tropis, Jurnal Titra. Vol. 1. No. 1. Januari 2013. Pp 77-82.
Hardiyanto, C.Martasari, dan D. Agisimanto. 2004. Rekoleksi, Karekterisasi dan Konservasi Plasmanutfah Jeruk. (In press). Laporan Akhir Tahun 2004. Lokal Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik.14 hlm.
Meetdoctor.com. 2018 Manfaat Terapi Warna Bagi Kesehatan. [diakses tanggal 19 Desember 2018]. Tersedia pada https://meetdoctor.com/article/manfaat-warna-untuk-tubuh.
Nafsiah. 2013. Sikap dan Persepsi Konsumen Terhadap Jeruk Lokal dan Jeruk Import. Diakses pada tanggal 19 Desember 2018. Tersedia pada hhtp://eprints.undip.ac.id/62605/3/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA.pdf.
Pracaya, 2000. Jeruk Manis, Varietas, Budidaya dan Pascapanen. Penebar Swadaya, Jakarta.
Riska, Yuniar. 2012. Analisis Preferensi Konsumen terhadap Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus. Program Studi Agrobisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Sadeli, A. H. dan H. N. Utami. 2013. Sikap konsumen terhadap atribut produk untuk mengukur daya saing produk jeruk. Trikonomika 12 : 61-71
Teme, Y.V. (2006). Analisis Pola Konsumsi Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor di Kota Bogor (Kasus Jeruk Medan dan Jeruk Mandarin). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran Strategik. Yogyakarta : ANDI





LAMPIRAN
1.      Hasil Uji Kadar Gula Buah Jeruk

No

Jenis Jeruk
Kelompok

Rata-rata

I   (pangkal)
IV
(ujung)
II
(pangkal)
III
(ujung)
1
Siam
8,4
8,8
11
9,1
8,4
2
Medan
9,5
10,9
10,2
9,9
9,5
3
Baby
9,3
9,2
10,7
10,6
9,3
4
Valensia
11,2
10,1
10,5
10,6
11,2
5
Ponkam
11,5
12,0
9,6
10,6
11,5

2.      Hasil Uji Organoleptik Buah Jeruk
No
Siam
Medan
Baby
Valensia
Ponkam
1
3
4
3
4
2
2
4
4
5
2
4
3
5
5
2
3
2
4
4
4
2
4
1
5
5
5
4
3
4
6
5
5
4
4
2
7
5
5
5
2
4
8
3
3
5
4
5
9
3
4
3
2
4
10
4
3
2
4
1
11
4
3
4
2
3
12
5
5
1
2
5
13
2
5
3
4
5
14
4
5
4
3
2
15
4
4
4
5
2
16
3
4
3
4
2
Rata-rata
3,99
4,25
3,37
3,25
2,94

Keterangan:


1= Sangat Tidak Suka
2= Tidak Suka
3= Netral
4= Suka
5 = Sangat Suka






LAMPIRAN

          
         Gambar 1. Sampel jeruk yang digunakan


         Gambar 2. Sampel yang telah dipotong
  

        Gambar 3. Sampel yang telah dipotong


      Gambar 4. Sampel yang telah dipotong

        Gambar 5. Alat ukur Refraktometer


         Gambar 6. Alat ukur Refraktometer
                                                            
                           Gambar 7. Akuades  


    
                                 Gambar 8. cutter

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DENGAN METODE IODINE