UJI KADAR GULA PADA BEBERAPA JENIS JERUK
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
UJI KADAR GULA PADA BEBERAPA JENIS JERUK
Disusun Oleh
Noviyani Widiyastuti
(47417007)
Puspa Dewi Rahmadani
(47417014)
Shyntiya Ayu Lestari
(47417028)
Warip (47417042)
Dosen Pengampu
Adinda Nurul Huda M, SP., MSi
Dosen Pengampu
Adinda Nurul Huda M, SP., MSi
Inti Mulyo Arti, STP., MSc.
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Buah
adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari
bakal buah (ovarium). Jeruk adalah salah satu buah-buahan yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat, selain rasanya yang manis, tampilannya menarik juga
memiliki berbagai macam manfaat bagi tubuh. Selain kaya vitamin dan mineral,
jeruk juga mengandung serat makanan yang esensial (sangat dibutuhkan tetapi
tidak dapat dibuat oleh tubuh) bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh normal.
Masyarakat
luas banyak mengkonsumsi jeruk karena harganya yang relatif terjangkau juga
mudah didapat dimana-mana. Jeruk yang memiliki tampilan yang segar dan rasa
yang manis akan menjadi pilihan yang paling utama. Terdapat dua macam jeruk
ditinjau dari produksinya yaitu jeruk lokal dan jeruk import.
Kadar
gula merupakan banyak atau tidaknya
kandungan gula yang berada di dalam buah tersebut. Zat yang terkandung didalam
tiap jenis buah–buahan memiliki jumlah serta kadar yang berbeda–beda termasuk
pada buah jeruk. Beberapa zat dan bahan yang terkandung didalamnya selain
kandungan vitamin C diantaranya adalah total asam. Oleh karena itu praktikum ini
dilakukan untuk mengetahui kadar gula yang terkandung di dalam beberapa jenis
jeruk yaitu jeruk siam, jeruk medan, jeruk baby, jeruk valensia, dan jeruk
ponkam. Selain itu, pada praktikum ini juga dilakukan uji organoleptik untuk
mengetahui tingkat kesukaan praktikan terhadap masing-masing jeruk tersebut
.
.
2.2
Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar
praktikan dapat mengetahui kadar kemanisan dan tingkat kesukaan terhadap beberapa jenis jeruk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
Jeruk
Tanaman jeruk adalah
tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat
pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di
Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di
Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan
keprok dari Amerika dan Itali (Departemen pertanian, 2012). Komposisi buah
jeruk terdiri dari bermacam-macam, diantaranya air 70-92% (tergantung kualitas
buah), gula, asam organik, asam amino, vitamin, zat warna, mineral dan
lain-lain. Kandungan asam sitrat pada waktu cukup muda, tetapi setelah buah
masak makin berkurang. Kandungan asam sitr
at jeruk manis yang telah masak akan berkurang sampai dua pertiga bagian (Pracaya, 2000).
at jeruk manis yang telah masak akan berkurang sampai dua pertiga bagian (Pracaya, 2000).
Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura
penting yang permintaannya cukup besar dari tahun ke tahun dan paling
menguntungkan untuk diusahakan. Data dinas pertanian menunjukkan produksi jeruk
nasional berkisar 17–25 ton/hektar dari potensi 25-40 ton/hektar (Departemen Pertanian,
2007).
Penyebaran beberapa spesies jeruk khususnya di
Indonesia, sangat cepat dan luas, hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan
varietas-varietas jeruk local komersil dari beberapa spesies seperti jeruk
keprok garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Blinyu (Jawa Timur), Batu
55 (Jawa Timur), Pulung (Ponorogo), siam Pontianak (Kalimantan Barat), siam
madu (Sumatera Utara) dan siam banjar (Kalimantan Selatan), sedangkan untuk
jeruk manis antara lain jeruk manis pacitan (Jawa Timur) dan jeruk manis punten
(Jawa Timur) (Hardiyanto,dkk., 2004).
2.2 Macam-macam jenis jeruk
1)
Jeruk siam
Jeruk
siam (Citrus nobilis Lour.) Jeruk
siam merupakan anggota jeruk keprok dengan nama ilmiah Citrus nobilis . Dinamakan jeruk siam karena berasal dari Siam
(Thailand). Di negara asalnya, jeruk ini dikenal dengan nama som kin wan. Sampai saat ini sebenarnya
belum ada data resmi tentang kapan dan dimana tepatnya jeruk siam pertama kali
didatangkan ke Indonesia. Meskipun demikian, ada daerah yang mempunyai catatan
yang cukup tentang kisah awal masuknya jeruk siam di wilayahnya, seperti
Kalimantan Barat (Deptan 1994).
Jeruk
Siam Madu mempunyai cita rasa manis, segar dengan tingkat kemanisan 13,5° brix,
Bentuk buah bundar agak pipih, ukuran
buah sedang, Warna kulit buah kuning-oranye, Warna daging buah oranye
dan Produktivitasnya antara 40-60 kg/pohon/tahun. Areal pengembangannya di
dataran tinggi dan jika ditanam di dataran rendah kulit buah berwarna hijau.
2)
Jeruk
Baby
Jeruk baby merupakan jenis jeruk manis (Citrus sinensis) yang dikenal dari daerah Pacitan, Jawa Timur. Buah
ini disebut jeruk baby karena rasanya yang manis dan tidak asam hingga dapat
diberikan pada bayi. jeruk baby memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan jeruk lainnya. Kandungan brix (tingkat kemanisan) jeruk baby
adalah 8,4º – 11,0º jauh lebih manis dari pada jeruk siam siam yang hanya
sebesar 8-10,0º saja. Hal tersebut membuktikan bahwa rasa jeruk baby lebih
manis dibanding jeruk sweet orange (Citrus
reticulata Osbeck) yang ada di australia dengan rasa sedikit asam (Steenis,
1987) dan juga jeruk siam jember (Citrus nobilis var. microcarpa) (Balitjestro,
2014).
Sebelum mengkonsumsi jeruk baby ada baiknya memperhatikan
terlebih dahulu warna orange yang menyegarkan mata. Hal tersebut baik untuk
dilakukan karena ternyata warna orange merupakan salah satu warna yang
direkomendasikan dalam terapi warna bagi kesehatan. Warna orange berhubungan
dengan limfa yang berfungsi sebagai pengatur sirkulasi dan metabolisme tubuh,
serta berhubungan dengan kegembiraan dan keceriaan (Meetdoctor.com, 2018).
3)
Jeruk Medan
Jeruk Medan berasal dari Sumatra Utara, nama ilmiah jeruk Medan yaitu Citrus
sinensis (L). Jeruk Medan
ini memiliki
ciri-ciri
ukuran sedang, tangkai
kuat, bentuknya
pipih (gepeng), warna
kuningcerah, harum, dan
kulitnya
tebal. Jeruk
medan memiliki keunggulan kulit buahnya tebal sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang dan berpeluang mengekspor keseluruh mancanegara.
4)
Jeruk Valensia
Jeruk Valensia berasal dari Afrika Selatan. Ciri khas jeruk valensia yaitu buahnya berwarna kuning atau kombinasi antara kuning dan merah, dagingnya bertekstur kasar, rasanya segar agak asam.
5)
Jeruk ponkam
Jeruk
Ponkam berasal dari China. Ciri khas jeruk ponkam yaitu buahnya sekilas
berwarna orange akan tetapi warnanya lebih jingga dan kecil. Rasa jeruk ponkam
rasanya manis.
2.3
Brix Refraktometer
Brix
Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar atau konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein dan
sebagainya. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah
memanfaatkan refraksi cahaya (Mulyono,1997).
2.4
Uji
Organoleptik
Uji Organoleptik
merupakan pengujian terhadap bahan makanan
berdasarkan kesukaan dan kemauan untuk mempegunakan suatuproduk.Uji
Organoleptik atau uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya
penerimaan terhadap produk (Eka, 2018).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Pada
praktikum uji kadar
gula pada beberapa jenis jeruk Mata
Kuliah Biokimia dilaksanakan pada hari Senin, 17 Desember 2018 Pukul 08.00 – 10.00 WIB di Laboratorium
Kampus F7 Universitas Gunadarma, Ciracas.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1) Pisau/cutter
2) Brix Refraktometer
3)
Tissue
4) Alat
tulis
5) Label
6) Kamera
handphone
3.2.2 Bahan
1) Jeruk
Siam Pontianak
2) Jeruk
Medan Super Citrus
3) Jeruk
Baby Pacitan
4) Jeruk
Valensia
5) Jeruk
Keprok Ponkam
6) Aquadest (Air suling steril)
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1 Uji Brix Refraknometer
1) Siapkan alat dan bahan
2) Berikan label pada 5
sampel jeruk . yang akan digunakan
3) Potong masing-maing
sampel jeruk secara
melintang dengan menggunakan
pisau/cutter, sehingga terbagi menjadi dua
bagian yaitu pangkal dan ujung
melintang dengan menggunakan
pisau/cutter, sehingga terbagi menjadi dua
bagian yaitu pangkal dan ujung
4) Peras dan teteskan air
jeruk pada alat
refraktometer untuk uji tingkat kemanisan
pada masing-masing sampel jeruk tersebut
5) Catat hasil dari uji tingkat kemanisan.
refraktometer untuk uji tingkat kemanisan
pada masing-masing sampel jeruk tersebut
5) Catat hasil dari uji tingkat kemanisan.
3.3.2
Uji
Organoleptik
1) Siapkan alat dan bahan
2) Berikan label pada 5 sampel jeruk yang akan digunakan
3) Kupas masing-masing sampel jeruk yang akan digunakan
4) Lakukan uji oeganoleptik dengan memakan buah jeruk
5) Rasakan dan cocokkan buah jeruk sesuai tingkat
kesukaan
6) Catat hasil uji organoleptik
6) Catat hasil uji organoleptik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Grafik
Perbandingan derajat kemanisan buah jeruk percobaan 1
Grafik Perbandingan
derajat kemanisan buah jeruk
percobaan 2
Grafik
uji organolistik beberapa buah jeruk
4.2
Pembahasan
Buah akan terus meningkat secara global. Konsumen akan semakin
sadar akan kualitas buah yang akan dikonsumsi. Permintaan konsumen akan
kepuasan dan kualitas buah sangat menjadi prioritas. Buah harus mempunyai
kualitas yang optimal dalam kematangan, organoleptik dan varietas. Kualitas
komoditas terdiri atas ekstrinsik dan intrinsik (Jongen, 2000 cit. Sivakumar et al.,2009).
Kualitas ekstrinsik meliputi warna, bentuk, ukuran dan terbebas dari
kecacatan. Kualitas intrinsic meliputi
tekstur, kemanisan, keasaman, aroma, rasa, umur simpan dan kandungan nutris
(Hewett,2006 Sivakumar et al.,2009)
1.
Tingkat kemanisan
Salah satu kulitas intrinsik pada buah adalah
kemanisan. Kandungan gula maksimum berada pada saat buah dalam keadaan matang. kandungan asam pada buah yang matang sangat
sedikit. Kandungan gula dapat ditentukan dengan mengukur padatan terlarut total. Pengukuran tersebut menggunakan refraktometer. Derajat
kemanisan pada setiap buah berbeda-beda. Pada praktikum ini telah dilakukan
pengujian tingkat kemanisan pada beberapa jenis jeruk.
Berdasarkan grafik tingkat kemanisan buah jeruk,
dapat dilihat bahwa pada percobaan 1 tingkat kemanisan pada ujung buah lebih besar daripada bagian
pangkal. Sedangkan pada percobaan 2 tingkat
kemanisan pada bagian pangkal lebih besar daripada bagian ujung. Secara
alami, tanaman memproduksi hormon untuk mematangkan buah. Pematangan buah merubah
kandungan daging buah menjadi glukosa yang
membuat rasa manis dan melunak. Perbedaan
rasa manis pada bagian pangkal dan ujung buah disebabkan karena distribusi
glukosa yang berbeda. Pada daerah pangkal. Distribusi
glukosa bagian pangkallebih banyak
dari bagian lainnya karena bagian pangkal lebih dekat dengan daerah source sehingga pemasakan lebih dulu
pada bagian pangkal dan tingkat kemanisan pada pangkal akan lebih besar dari
bagaian ujung.
Berdasarkan hasil yang diperoleh rata-rata
derajat kemanisan buah jeruk paling besar adalah buah jeruk varietas ponkam
yaitu sebsar 11,5 %, kemudian diikuti oleh varietas valencia yaitu sebesar 11,2
%. Sedangkan rata-rata derajat kemanisan terkecil buah jeruk adalah varietas siam. Tingkat
kemanisan hasil pengukuran berbanding
terbalik dengan uji
organoleptik. Tingkat kemanisan buah ponkam
sangat tinggi namun ketika dilakukan uji organoleptik tingkat kemanisan rendah . pada buah valensia tingkat kemanisan tinggi namun ketika dilakukan uji
organoleptik menjadi sangat rendah bahkan cenderung memiliki rasa masam. Pada jeruk
siam , medan dan baby yang memiliki tingkat kemanisan rendah justru memiliki
rasa yang relatif manis. Perbedaan
antara uji organoleptik dengan pengukuran tingkat kemanisan disebabkan oleh
perbandingan
kadar gula dengan kadar asam. Bila kadar gulanya lebih dominan maka buah akan terasa manis,
bila kadar gulanya sedikit, buah akan terasa masam, dan bila kadarnya
seimbang, rasanya akan manis-manis
masam.
Hal inilah yang menyebabkan perbedaan hasil antara pengukuran dengan
refraktometer dengan uji organoleptik.
2.
Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk
mengetahui kualitas intrinsik buah yaitu rasa. Uji organoleptik juga dilakukan
untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap buah jeruk. Pengujian
dilakukan oleh seluruh praktikan dengan merasakan buah jeruk kemudian memberikan
respon berupa angka 1-5. Angka 1 untuk Sangat Tidak Suka, angka 2 untuk Tidak Suka, angka 3 untuk Netral, angka 4 untuk Suka dan angka 5 untuk Sangat Suka.
Berdasarkan grafik uji organolistik didapatkan bahwa jenis jeruk varietas
medan lebih banyak disukai oleh praktikan. Nilai rata-rata jeruk medan memiliki
nilai terbesar yaitu 4,25, sedangkan nilai rata-rata terkecil yaitu jenis jeruk
ponkam yaitu sebesar 2,94.
Salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh kosumen dalam memilih atau
membeli buah jeruk adalah atribut produk pada buah jeruk. Menurut Tjiptono(2012) atribut
produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan pembelian. Konsumen membedakan
satu produk dengan produk yang lainnya melalui atribut yang melekat pada produk
yang digunakan. Konsumen kemudian menggunakannya untuk menilai dan mengukur
kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan dengan cara
melihat atau merasakan.Sikap konsumen yang positif terhadap atribut produk akan
mendorong konsumen lebih kuat untuk membeli atau mengkonsumsi produk tersebut
(Sadeli dan Utami, 2013). Konsumen buah jeruk mendapatkan kepuasan dengan
mempertimbangkan atribut-atribut yang melekat pada buah jeruk seperti rasa,
aroma, keadaan fisik buah maupun harga (Riska, 2012).
Konsumen menilai buah jeruk dengan
mempertimbangkan harga. Pada sampel jeruk yang digunakan yaitu jeruk medan,
baby dan siam termasuk kedalam varietas lokal sedangkan valencia dan ponkam
termasuk varietas impor. Adapun harga
untuk jeruk siam yaitu Rp 17.900, jeruk medan seharga Rp 33.900, jeruk baby
seharga Rp 23.900, jeruk
valencia seharga Rp 33.900 dan jeruk ponkam seharga Rp. 22.900. Menurut Teme (2006)
konsumen menilai buah jeruk lokal memiliki harga yang lebih murah dibandingkan
dengan buah jeruk impor, sehingga konsumen lebih menyukai harga buah jeruk
lokal dibandingkan buah jeruk impor. Harga buah jeruk di pasar tradisional yang
lebih murah dibandingkan dengan kios, minimarket maupun supermarket, selain itu
alasan lain karena di pasar pembeli bisa melakukan tawar menawar harga (Riska,
2012).
Konsumen
menilai buah jeruk dengan mempertimbangkan rasa. Pada uji organoleptik, buah jeruk yang mempunyai rasa paling manis adalah jeruk
medan, disusul baby dan siam. Jeruk ponkam memiliki rasa tidak terlalu manis
dan valencia memiliki rasa masam. Menurut Nafsiah (2013) konsumen menilai bahwa rasa buah jeruk lokal
lebih manis dan sesuai selera konsumen serta memiliki kandungan air yang lebih
banyak dibandingkan buah jeruk impor.
Konsumen
menilai buah jeruk dengan mempertimbangkan warna. Pada percobaan uji organoleptik, buah jeruk medan dan valencia mempunyai warna jingga,
jeruk baby dan siam mempunyai warna hijau
dan jeruk ponkam mempunyai warna orange.
Menurut kiloes (2011)
konsumen menilai bahwa warna yang paling mereka sukai adalah warna jingga,
jeruk lokal Indonesia kebanyakan berasal dari golongan jeruk siam yang berwarna
hijau atau hijau bercampur kuning selain itu kulit buah jeruk lokal masih
terdapat bercak dibandingkan jeruk impor yang hampir tidak ada bercak.
Buah jeruk lokal terkadang memiliki permukaan kulit yang tidak begitu
mulus, warna buah jeruk lokal yang berwarna tidak seragam walaupun dalam jenis
yang sama, sehingga ketika dipajang warna jeruk terkadang warnanya belang
hijau, kuning bahkan cokelat (Sadeli dan
Utami, 2013).
Konsumen
menilai buah jeruk dengan mempertimbangkan kondisi kesegaran buah. buah yang
memiliki kondisi kesegaran paling baik adalah medan, baby, valensia dan
ponkam. Menurut Riska (2012) aroma
segar yang keluar dari buah jeruk menandakan buah tersebut masih segar,
kandungan air banyak dan tidak layu karena proses penyimpanan yang terlalu lama
. Aroma terjadi karena adanya sintesis senyawa organik, senyawa volatile sangat
penting bagi konsumen untuk menilai tingkat kematangan dan kesegaran buah
(Bambang, 2008)
Hasil uji organoleptik menunjukan bahwa jeruk lokal lebih disukai daripada
impor. Hal ini sesaui penelitian yang dilakukan oleh Nafsiah(2013). Penelitian oleh Nafisah (2013) mengenai “Sikap
dan Persepsi Konsumen Terhadap Jeruk Lokal dan Jeruk Impor” di Pasar Modern Kota Bogor, hasil penelitian menujukan Hasil dari analisi Fishbein adalah sebagian besar
atribut buah jeruk lokal berada pada posisi paling atas sedangkan buah jeruk
impor berada pada posisi paling rendah. Atribut buah jeruk lokal yang
dipersepsikan baik oleh konsumen adalah atribut harga, rasa, ukuran,kemudahan memperoleh, kandungan air, kondisi
kesegaran, derajat kematangan dan tekstur daging buah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukakan, praktikan
telah dapat
mengetahui kadar kemanisan dan tingkat kesukaan terhadap beberapa jenis jeruk. Rata-rata tingkat kemanisan tertinggi terdapat pada
jeruk ponkam sedangkan terendah adalah jeruk siam. Jeruk varietas lokal seperti
jeruk medan, jeruk siam dan jeruk baby lebih disukai dibandingkan dengan
varietas impor. Pertimbangan kesukaan dilakukan melalui atribut rasa, ukuran,
harga dan tingkat kesegaran buah jeruk.
DAFTAR PUSTAKA
Balitjestro. 2014. Potensi Jeruk Manis Pacitan untuk
Jus Murni yang Disukai Semua Umur. [diakses tanggal 19 Desember 2018]. Tersedia
pada http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/potensi-jeruk-manis-pacitan-untuk-jus-murni-yang-disukai-semua-umur/
Balitjestro. 2015. Jeruk Dataran Tinggi (internet).
Diakses pada tanggal 19 Desember 2018. Tersedia http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/jeruk-dataran-tinggi/
Bambang Riyanto.
(2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit GPFE
Departemen Pertanian. 2007. Statistik Produksi HortiKultura
Tahun 2006. Dirjen Hortikultura. Jakarta.
Departemen Pertanian, 2012, Peraturan Menteri
Pertanian No 50 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian,
Jakarta.
Eka. A. 2018. Uji Organoleptik (internet). Diakses
pada tanggal 21 Desember 2018. Tersedia pada http://www.academia.edu/12273406/uji_organoleptik
Engel JF, Roger DB, Paul WM .2005. Perilaku Konsumen.
Ed ke-6. Jilid 2. Jakarta.
Felix, Dick dan Herry Christian Palit. 2013. Analisa
Persepsi dan Preferensi Kualitas Buah Tropis, Jurnal Titra. Vol. 1. No. 1.
Januari 2013. Pp 77-82.
Hardiyanto, C.Martasari, dan D. Agisimanto. 2004.
Rekoleksi, Karekterisasi dan Konservasi Plasmanutfah Jeruk. (In press). Laporan
Akhir Tahun 2004. Lokal Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik.14
hlm.
Meetdoctor.com. 2018 Manfaat Terapi Warna Bagi
Kesehatan. [diakses tanggal 19 Desember 2018]. Tersedia pada https://meetdoctor.com/article/manfaat-warna-untuk-tubuh.
Nafsiah. 2013. Sikap dan Persepsi Konsumen Terhadap
Jeruk Lokal dan Jeruk Import. Diakses pada tanggal 19 Desember 2018. Tersedia
pada hhtp://eprints.undip.ac.id/62605/3/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA.pdf.
Pracaya, 2000. Jeruk Manis, Varietas, Budidaya dan
Pascapanen. Penebar Swadaya, Jakarta.
Riska, Yuniar. 2012. Analisis Preferensi Konsumen
terhadap Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor di Kabupaten Kudus. Program
Studi Agrobisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Sadeli, A. H. dan H. N. Utami. 2013. Sikap konsumen
terhadap atribut produk untuk mengukur daya saing produk jeruk. Trikonomika 12
: 61-71
Teme, Y.V. (2006). Analisis Pola Konsumsi Buah Jeruk
Lokal dan Jeruk Impor di Kota Bogor (Kasus Jeruk Medan dan Jeruk Mandarin).
Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran
Strategik. Yogyakarta : ANDI
LAMPIRAN
1. Hasil
Uji Kadar Gula Buah
Jeruk
No
|
Jenis Jeruk
|
Kelompok
|
Rata-rata
|
|||
I (pangkal)
|
IV
(ujung)
|
II
(pangkal)
|
III
(ujung)
|
|||
1
|
Siam
|
8,4
|
8,8
|
11
|
9,1
|
8,4
|
2
|
Medan
|
9,5
|
10,9
|
10,2
|
9,9
|
9,5
|
3
|
Baby
|
9,3
|
9,2
|
10,7
|
10,6
|
9,3
|
4
|
Valensia
|
11,2
|
10,1
|
10,5
|
10,6
|
11,2
|
5
|
Ponkam
|
11,5
|
12,0
|
9,6
|
10,6
|
11,5
|
2. Hasil
Uji Organoleptik Buah
Jeruk
No
|
Siam
|
Medan
|
Baby
|
Valensia
|
Ponkam
|
1
|
3
|
4
|
3
|
4
|
2
|
2
|
4
|
4
|
5
|
2
|
4
|
3
|
5
|
5
|
2
|
3
|
2
|
4
|
4
|
4
|
2
|
4
|
1
|
5
|
5
|
5
|
4
|
3
|
4
|
6
|
5
|
5
|
4
|
4
|
2
|
7
|
5
|
5
|
5
|
2
|
4
|
8
|
3
|
3
|
5
|
4
|
5
|
9
|
3
|
4
|
3
|
2
|
4
|
10
|
4
|
3
|
2
|
4
|
1
|
11
|
4
|
3
|
4
|
2
|
3
|
12
|
5
|
5
|
1
|
2
|
5
|
13
|
2
|
5
|
3
|
4
|
5
|
14
|
4
|
5
|
4
|
3
|
2
|
15
|
4
|
4
|
4
|
5
|
2
|
16
|
3
|
4
|
3
|
4
|
2
|
Rata-rata
|
3,99
|
4,25
|
3,37
|
3,25
|
2,94
|
Keterangan:
1= Sangat Tidak
Suka
2= Tidak Suka
3= Netral
4= Suka
5 = Sangat Suka
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar